Postingan

abstrak

Sejenak aku terdiam,ada usikan dalam hati yang membuat gelisah Menghawatirkan seseorang yang tak mengetahuinya Menunggu seseorang yang tak ingin ditunggu Ingin aku melupa sejenak dengan aktivitas yang menyibukkan bersyukur aku ketemu mereka yang tidak menyesatkan Sepi, sunyi, ingin sendiri Ada cerita yang sulit terungkap Ada rasa dalam diam dan ada asa yang bersemayam Aku mengukir senyum dalam ramai, berharap semua akan terhapuskan Sesekali aku terdiam, bukan karena aku angkuh Tapi lebih kepada keinginan hati yang tak ingin terusik

TOPENG

Semakin beranjak dewasa, seharusnya kita semakin pandai membaca karakter orang lain.  Namun, entahlah terkadang kita merasa semikin bodoh Kita terbawa oleh perasaan simpati kita sendiri, semakin dibodohi oleh fikiranku, hingga kita terlambat menyadari itu semua. Jangankan orang lain yang bisa berbuat semaunya pada diri kita, teman, sahabat bahkan saudara sendiri sangat mungkin menjatuhkan kita semuanya terbalik. mereka akan menyudutkan kita untuk kepentingan mereka, padahal awalnya merekalah yang mendorong kita untuk maju melangkah. yahhh. Aku tak aneh melihat pemandangan seperti itu, karena ini bukanlah yang pertama. Aku rasa kalianpun pernah berada diposisi seperti itu, jika kalian tidak terlambat untuk menyadarinya maka kalianlah yang akan terperosok. hahhhhh. Aku tidak mengerti apa yang ada dibenak mereka ketika mereka harus membohongi banyak orang dan membalikkan fakta seolah merekalah yang berada diposisi benar. Aku menyadari bahwa setiap orang mengenakan topengn

Entahlah

Hari ini semilir angin menyadarkan ku ada kata yang tak sempat terungkap padahal aku sudah lelah memendamnya, bukan perasaan cinta namun lebih kepada perasaan ragu yang bersemayam dalam sepi ku. Aku yang tak yakin engkau adalah akhir ceritaku, aku yang tak tahu mulainya dan bagaimana mengakhirinya. Aku yang meyakini akan keraguanku. Perkenalan yang sangat singkat hingga membuat ku berpikir bahwa ini bukanlah aku. Seperti orang lain yang harus tertawa namun tak ada yang meyakini diriku bahwa itu adalah lelucon yang lucu, melangkah dalam sepi padahal kita berjalan sejajar dikeramaian. Berkata-kata yang hanya didorong oleh perasaan tak enak dan berusaha mencairkan suasana, Yahh hanya sebatas itu. Jika kau ingin tahu, inilah yang selalu ku katakan pada hati ku, jangan pernah terbuai karena dia bukan kamu dan kamu bukan dia. Aku hanya ingin cinta yang benar adanya, bukan cinta yang tidak aku yakini akan bermuara dimana, bukan cinta yang setengah-setengah yang didorong oleh perasa

Semilir Angin Titip Rindu Untuk Mereka

Sering sekali aku mendengar cerita orang lain tertang berbagai lika-liku kehidupan yang dialami, ada yang menyentuh, ada yang aku tak habis fikir bahkan sulit sekali diterima akal sehatku. Hal yang mungkin menurut kita sangat sederhana namun untuk sebagian orang itu adalah sebuah cita-cita. Hela nafas kita harusnya dipenuhi rasa syukur karena diluar sana ada beberapa anak kecil yang selama hidupnya tidak pernah merasakan nyenyaknya tidur beralaskan kasur. Padahal mungkin diantara kita ada yang dengan mudah dan sesuka hati bergonta-ganti tempat tidur yang nyaman. Deretan anak-anak yang memiliki cita-cita sangat sederhana menurut kita, namun itu sudah cukup untuk membuat mereka tersenyum lepas. Hari ini dari mereka aku belajar bagaimana melihat kebawah, aku belajar mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan kepada ku dan Hari ini aku belajar dari mereka yg tak pernah ku lihat.
Sama seperti kalian, setiap wanita atau pria menginginkan pendamping yang terbaik. baik untuk dirinya, keluarga, serta lingkungannya. Karena pernikahan bukanlah urusan dua jjiwa saja, banyak orang lain yang akan terlibat didalamnya.Kadang aku berfikir bahwa cinta adalah persoalan sederhana, cukup saling memahami dan saling berbagi maka itu dinamakan cinta.  Tapi nyatanya tidak, cinta adalah persoalan yang kompleks dimana setiap pasangan harus sama-sama menurunkan tingkat emosi, menjaga perasaan pasangannya, mau berjalan ber-iringan dalam menghadapi setiap keadaan, mau menerima kekurangan, mau berbagi, dsb. Belajar dari beberapa kisah yang harus kandas, banyak sekali permasalahan yang dipicu akibat emosi sesaat. Ekonomi yang belum siap, kedewasaan untuk menghadapi masalah yang belum terlatih, menjadikan setiap orang hanya ingin dimengerti.  
Pagi ini aku kembali mengingat masa lalu dimana setiap orang pasti pernah merasakannya, terkadang terbesit fikiran ingin kembali merasakan setiap sentuhan kasih sayang dari orang-orang terkasih yang tepat berada dibelakang kita hingga saat ini. Keinginan untuk mengulang masa kecil yang indah,penuh kepolosan, canda tawa tanpa  rekayasa semua mendapat tempat istimewa dalam ingatan ku. Masa dimana setiap anak bebas berekspresi, mengungkapkan apa yang dirasa dan apa yang diinginkan. Tapi dulu ya tetap dulu, masa lalu yang mungkin indah untuk dikenang dan tidak baik untuk dikenang bagi sebagian orang. ada memori yang harus dilupakan dan diperbaiki, ada memori yang membuat tertawa sendiri dan terkadang sering membuat malu. Dan hari ini adalah hari yang kita inginkan dulu, dimana anak-anak ingin sekali tumbuh menjadi remaja, dimana dulu anak SD ingin ceepat lulus dan bisa masuk SMP, anak SMP yang ingin cepat lulus dan masuk SMA. Namun entahlah apa yang dirasakan ketika seorang dewasa ingin

Cita dan Harapan

Hari ini hampir saja aku terlupa dengan sebuah ucapan tulus dari lisan anak berumur 4thn, tentang sebuah cita-cita teramat baik, tentang sebuah kerja keras yang ingin memberikan perubahan yang layak bagi siapapun yang sakit. "Mamah. "Aku mau menjadi seorang dokter"" teriakannya membuat sang ibu tersenyum. Mungkin sama seperti anak itu, kita semua memiliki cita-cita yang beragam. Mendefinisikan arti kehidupan dengan ringan tanpa tahu persaingan yang sesungguhnya. Kita semua merasakan teriakan ringan ketika  ditanyakan apa cita-cita kita, ada yang ingin jadi dokter, guru, perawat, teknisi, presiden, aktor atau yang lainnya. Tapi beranjak SMA semua akan berubah, kita semua mulai berfikir tentang sulitnya kehidupan, hanya sedikit yang dapat meraihnya, bukan karena mereka memiliki ekonomi yang baik, tapi karena sejak awal mereka tak melupakan terikan kecil tentang cita-citanya. Diantara kita akan hidup melenceng dari keinginan, yang mau menjadi dokter bisa saja men